Tuesday, February 9, 2010
Ayam bekisar
Banyak yang menyebutku unggas penyanyi. Soalnya, suaraku merdu dan aneh, berbeda dengan ayam biasa. Suaraku tidak berbunyi, "petok! petok!" atau "kukuuuuuruuuuyuuukkkk!" Ingin tahu bagaimana bunyinya begini "Oooooooooo! Eeeeeee!". Nah begitu bunyi suaraku. Nada pertama ("Ooo,...") harus rendah, terus besar, tebal panjang dan bersih. Nada kedua ("Eeee....") harus tinggi, terus tebal, panjang, lurus, dan bersih. Gema suaraku bisa terdengar sampai 1 mil.
Pada saat remaja, aku belum lancar bernyanyi. Namun orang yang cukup ahli sudah bisa melihat bakatku. Walau tak selalu benar, mereka sudah bisa melihat apakah saat dewasa nanti aku akan bisa bernyanyi dengan indah atau tidak.
Ketika dewasa, aku sering diikutsertakan dalam lomba ayam bekisar. Kalau suaraku paling indah, aku akan memenangkan lomba itu. Nah, kalau sudah memenangkan lomba, hargakupun melambung tinggi. Bahkan bisa mencapai jutaan rupiah.
Jika aku dikawinkan dengan ayam bekisar lain, anakku akan menjadi ayam kampung. Aneh Ya? Ayam bekisar memang hanya bisa dihasilkan dari perkawinan ayam hutan jantan dengan ayam kampung betina.Klik disini, maka nanti akan muncul cerita bagaimana terjadinya ayam bekisar atau asal-usul ayam bekisar tersebut. Tak heran, ayam hutan jantan kini banyak ditangkap orang.
Sayangnya, jika tidak hidup bebas ayam hutan jantan cepat stres dan mati. Akibatnya, dari hari kehari jumlah ayam hutan jantan semakin sedikit. Tentu saja ini membuatku jadi cemas. Kalau ayam hutan jantan terus diburu tanpa disertai usaha untuk melestarikannya, aku takun mereka benar-benar punah. Padahal jika tak ada ayam jantan hutan, mana mungkin ada ayam bekisar.
Posted by
Agus
Labels:
Flora dan Faona
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Please comment,.....