Sunday, December 2, 2012

Pijat Refleksi Gratis sekaligus Refresing Gratis di Semarang

Melihat judul diatas rasanya sangat mengherankan, tapi kenyataan itu ada. Langsung saja pada intinya refresing sangat dibutuhkan oleh setiap orang, apalagi didunia bisnis orang-orang sangat sibuk dengan dunianya biasanya kerja berangkat pagi bisa-bisa pulang sampai larut malam, belum juga kalau ada tugas luar kota,...waduh tidak bisa kita bayangkan tubuh terasa capeeek sekali, (memang sih biasanya juga ada kesenangannya)sambil kerja kita juga bisa tamasya ya,..pepatah mengatakan sekali dayung dua tiga pulau terlampaui hehehehe,....Lalu apa dengan pijat refleksi,...sebetulnya pijak refleksi dekat hubungannya dengan refresing,..kenapa demikian ya jelas lahhhh,....ya menurut saya sih,..pijat itu juga salah satu dari refresing itu sendiri. Dengan uraian diatas, pasti ada pertanya, dimana lokasinya ya ???.....oke, tak beri tahu,... Lokasi ada di kota Semarang Jawa Tengah yaitu tepatnya di aliran sungai "Kaligarang" yaitu posisinya di Semarang Barat Sedikit cerita Kali garang itu apa? "Kali Garang merupakan pertemuan tiga aliran sungai yakni, Kreyo, Kripik, dan Kali Garang sendiri. Di Semarang, aliran sungai kemudian berlanjut ke Banjir Kanal Barat. Meski panjang total Kali Garang yang berhulu di Gunung Ungaran hanya 19,22 km, namun topografi DAS Garang sangat bervariasi. Kemiringan DAS mulai dari datar, landai, agak curam, curam, hingga sangat curam. Akibatnya tingkat erosi yang tinggi di daerah hulu sangat mempengaruhi sedimentasi daerah hilir yang mengalir di Kota Semarang.( Wahyu Wijayanto / CN34 / JBSM, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/02/105770/DAS-Garang-Tetap-Menjadi-Prioritas) SEJARAH kebudayaan manusia, seperti yang tercatat di sejarah, dimulai dari sungai. Catatan itulah yang seolah ingin dikembalikan lewat proyek normalisasi Banjirkanal Barat. Setelah lama sungai diabaikan, kini kebudayaan sungai dibangkitkan lagi. Pelaksana Lapangan Normalisasi Banjir Kanal Barat Anang Mukhlis mengungkapkan, proyek tersebut meliputi normalisasi Kali Garang dari Tugu Suharto hingga bendungan Simongan dan Banjirkanal Barat dari bendungan Simongan hingga muara sungai. Selain itu, rehabilitasi Bendungan Simongan. ”Proyek ini tak hanya menyoal aliran sungai saja, tapi lingkungan di sekitar sungai itu. Karena itu, pekerjaan ini juga menyentuh sektor ekonomi serta pariwisata yang disebut dengan area kenyamanan sungai,” kata Anang di ruang kerjanya kemarin. Area itu berada di sekitar sungai mulai dari muara hingga Tugu Suharto. Di daerah muara misalnya, terdapat area Marina dan Monumen Ketenangan Hati. Di beberapa tempat bantaran sungai dibuat sarana olahraga dan rekreasi. Di Jalan Kokrosono misalnya, didirikan panggung terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk pertunjukan. Bendungan Simongan juga diproyeksikan menjadi objek wisata. Selain memperbaiki sistem saluran, Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juwana juga membangun sebuah museum kecil yang akan dibuka untuk umum. Ruangan itu dibangun di sebelah barat bendungan dan akan diisi dengan riwayat bendungan itu lengkap dengan beberapa bukti. ”Saat rehabilitasi bendungan ini, ada beberapa bagian yang kami ganti. Sebagian barang-barang lama itu lantas kami simpan dan dipajang di museum itu,” kata staf pelaksana lapangan Eko Pujo, Selasa (8/5). Di sekitar Jalan Simongan, pihaknya mempertahankan dua lapangan bola di sekitar sungai. Bahkan fasilitas olahraga tersebut ditambah dengan tribun untuk penonton. Kawasan Tugu Suharto juga dipercantik dengan penambahan fasilitas di sekitar tempat yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat Semarang. Tugu itu nantinya akan berada di tengah-tengah sungai, karena aliran dari Kali Garang dan Kali Kripik akan dibagi dua. Dengan demikian, masyarakat yang berkunjung ke sana akan semakin nyaman. Pekerjaan yang dijadwalkan selesai tahun ini tersebut pekerjaannya hingga sekarang telah mencapai lebih dari 60 persen. Tantangan dan hambatan untuk mewujudkan proyek ”pengembalian kebudayaan sungai” itu sendiri masih muncul. Beberapa masyarakat masih ada yang keberatan dengan proyek itu karena akan menggusur bangunan miliknya, meski sebenarnya mereka tak berizin. Selain itu, budaya mengabaikan sungai seperti dengan membuang sampah di situ juga harus dikikis.(http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=185827, Adhitia A, Lanang W-39) Sekarang kembali lagi masalah lokasi refresing gratis dan pijat reflesi gratis,..lokasinya yaitu di antara jembatan kaligarang dengan bendungan simongan,.. bukti-bukti beberapa foto yang saya ambil : Read More,...