Sunday, March 20, 2011

Central Java Grand Mosque


Central Java Grand Mosque which is located at Elephant road, Hyderabad, a mosque community pride, especially Semarang, Central Java and general. The mosque was inaugurated by President Susilo Bambang Yudhoyono on November 14, 2006. Signatories committed on a stone inscription from the slopes of Mount Merapi, Magelang regency, Central Java.
The mosque that stands on 10 hectares of this land looks so handsome, with a building that is a combination of elements of Islamic architecture-Rome-Java. All kinds of activities can be done in this place, such as seminars, conferences, meetings or weddings not even a possibility to hold a cultural event as far as not disturb the worship that took place in the mosque. The building is also equipped with a hotel / inn with 23 rooms various classes. Another plus is the parking facility that is wide open (located on either side of the mosque), as well as parking space that can accommodate 45 buses, 820 cars and 800 motorcycles.
Read More,...

Sam Poo Kong temple


Sam Poo Kong Temple was built to commemorate and honor of Admiral Cheng Ho, a great Muslim sailors from the Ming dynasty, China. Admiral Cheng Ho had sailed visited more than 30 countries including Hyderabad and Simongan hundreds of years ago.
In this place there is a beautiful temple, and there, visitors can perform prayer while listening to predictions of forecasters. Tour guides will be happy to assist visitors to tell the history of the temple and the history about Admiral Cheng Ho. Understanding the history and story of Admiral Cheng Ho was very interesting because everything is a fusion of cultural Kong Hu Chu, Taoism, Buddhism, Islam as well as Javanese culture.
Read More,...

Tuesday, March 15, 2011

Manfaat Air Kelapa Muda bagi Kesehatan

Air kelapa muda selain rasanya segar, juga masih banyak manfaatnya terutama dalam hal kesehatan. Air ini bahkan bisa dicampur dengan susu untuk diminum. Berikut ini beberapa khasiatnya yang lain :


1. Sebagai penetral racun.
2. Berfungsi sebagai diuretik atau memperlancar kencing.
3. Bila dicampur air jeruk sitrun dan diminum akan mengurangi dehidrasi.
4. Menghilangkan rasa panas akibat terbakar. Campurkan dengan bubuk kunyit dan air kapur sirih, lalu oleskan ke kulit yang terbakar atau terkena minyak panas, maka rasa panas akan hilang dan tidak meninggalkan bekas melepuh.
5. Menyembuhkan demam berdarah. Campurkan air kelapa muda dengan air perasan jeruk nipis, sedikit garam dan madu, dan minum sehari tiga kali.
6. Bila dicampur susu dan diminum akan mencegah penggumpalan susu dalam perut, sekaligus mencegah sembelit, rasa mual, dan sakit pencernaan


Read More,...

Monday, March 14, 2011

Atlantik, Kota yang Hilang



Atlantis, Atalantis,atau Atlantika(bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, "pulau Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias.[2]
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).Catatan Plato
Lukisan Plato.

Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato — setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias — akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.

Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa),[3] catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.
[sunting] Timaeus

Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.

Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.[4] ”
[sunting] Critias
Poseidon karya Bronzino (1503–1572).

Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili "komunitas sempurna" dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan "Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta" (Kehidupan Solon). Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.

Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan,[1] tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan "terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).

Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama "Atlantis" juga berasal dari namanya, yang berari "Pulau Atlas".

Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).

Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.
[sunting] Catatan kuno lainnya

Selain Timaeus dan Critias, tidak terdapat catatan kuno mengenai Atlantis, yang berarti setiap catatan mengenai Atlantis lainnya berdasarkan dari catatan Plato.

Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi, termasuk (menurut Strabo) Aristoteles. Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan sejarawan yang percaya akan keberadaan Atlantis.[5] Filsuf Crantor, murid dari murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti keberadaan Atlantis. Karyanya, komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan kuno lainnya, Proclus, melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan kolom dengan sejarah Atlantis tertulis dalam huruf heroglif.[6] Plato tidak pernah menyebut kolom tersebut. Menurut filsuf Yunani, Solon melihat kisah Atlantis dalam sumber yang berbeda yang dapat "diambil untuk diberikan".[7]

Bagian lain dari komentar abad ke-5 Proclus mengenai Timaeus memberi deskripsi geografi Atlantis. Menurut mereka, terdapat tujuh pulau di laut tersebut pada saat itu, tanah suci untuk Persephone, dan juga tiga lainnya dengan besar yang sangat besar, salah satunya tanah suci untuk Pluto, lainnya untuk Ammon, dan terakhir di antaranya untuk Poseidon, dengan luas ribuan stadia. Penduduknya—mereka menambah—memelihara ingatan dari nenek moyang mereka mengenai pulau besar Atlantis yang pernah ada dan telah berkuasa terhadap semua pulau di laut Atlantik dan suci untuk Poseidon. Kini, hal tersebut telah ditulis Marcellus dalam Aethiopica".[8] Marcellus masih belum diidentifikasi.

Sejarawan dan filsuf kuno lainnya yang mempercayai keberadaan Atlantis adalah Strabo dan Posidonius.[9]

Catatan Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi beberapa imitasi parodik: hanya beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan Theopompus dari Chios menulis mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi wilayah ini ada pada Buku 8 Philippica, yang berisi dialog antara Raja Midas dan Silenus, teman dari Dionysus. Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid, ras manusia yang tumbuh dua kali dari ukuran tubuh biasa, dan menghuni dua kota di pulau Meropis (Cos?): Eusebes (Εὐσεβής, "kota Pious") dan Machimos (Μάχιμος, "kota-Pertempuran"). Ia juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta tentara menyebrangi samudra untuk menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan proposal ini ketika mereka menyadari bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa terberuntung di dunia. Heinz-Günther Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus merupakan jiplakan dari kisah Atlantis, untuk alasan membongkar ide Plato untuk mengejek.[10]

Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan catatan Plato mengenai Atlantis.[11]

Sejarawan abad ke-4, Ammianus Marcellinus, berdasarkan karya Timagenes (sejarawan abad ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan yang jauh. Catatan Ammianus dianggap oleh sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi ke Eropa Barat; tetapi Ammianus mengatakan bahwa “Drasidae (Druid) menyebut kembali bahwa sebagian dari penduduk merupakan penduduk asli, tetapi lainnya juga bermigrasi dari kepulauan dan wilayah melewati Rhine" (Res Gestae 15.9), tanda bahwa imigran datang ke Galia dari utara dan timur, tidak dari Samudra Atlantik.[12]

Risalah Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang merupakan parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi Atlantis dalam diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.[13]
[sunting] Catatan modern
Peta menunjukan wilayah kekuasaan Kekaisaran Atlantis. Peta dibuat oleh Ignatius L. Donnelly.

Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan.

Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi dengan Atlantis. [14]

Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban Maya dan Aztek.
Ignatius L. Donnelly.

Pada tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan Atlantis: the Antediluvian World. Karyanya menarik minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.

Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita "benua hilang" lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, "Nenek Pergerakan Era Baru", menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia), bahwa bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang mendeskripsikan mereka sebagai masalah militer), dan "Akar Ras" ke-4, yang diteruskan oleh "Ras Arya". Rudolf Steiner menulis evolusi budaya Mu atau Atlantis. Edgar Cayce, pertama kali menyebut Atlantis tahun 1923,[15] dan nantinya menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada di Karibia, dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban berevolusi tinggi kuno, kini telah tenggelam, yang memiliki kapal dan pesawat tempur menggunakan energi dalam bentuk kristal energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan naik ke permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang ditemukan oleh Dr.J Manson Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan diklaim sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.

Telah diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani menyatakan bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa 430 SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun Necho, berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di Atlantik, memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di Afrika barat laut menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat di tempat pilar Hercules berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang telah diletakan di Selat Sisilia menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam beberapa teori Atlantis.
Edgar Cayce.
[sunting] Ide Nasionalis

Konsep Atlantis menarik perhatian teoris Nazi. Pada tahun 1938, Heinrich Himmler mengorganisir pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt Against the Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super (Übermensch) Hyperborea—Nordik yang berasal dari Kutub Utara (lihat Thule). Alfred Rosenberg (The Myth of the Twentieth Century, 1930) juga berbicara mengenai kepala ras "Nordik-Atlantis" atau "Arya-Nordik".
[sunting] Hipotesa terkini

Dengan teori continental drift secara luas diterima selama tahun 1960-an, kebanyakan teori "Benua Hilang" Atlantis mulai menyusut popularitasnya. Beberapa teoris terkini mengusulkan bahwa elemen cerita Plato berasal dari mitologi awal.
[sunting] Hipotesa lokasi
Citra satelit Santorini dari udara. Tempat ini merupakan salah satu dari banyak tempat yang diduga sebagai lokasi Atlantis.

Sejak Donnelly, terdapat lusinan - bahkan ratusan - usulan lokasi Atlantis. Beberapa hipotesis merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya berdasarkan fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang sesungguhnya.

Kebanyakan lokasi yang diusulkan berada atau di sekitar Laut Tengah. Pulau seperti Sardinia, Kreta dan Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya, Tartessos, dan Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan. Letusan Thera besar pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami besar yang diduga para ahli menghancurkan peradaban Minoa di sekitar pulau Kreta yang semakin meningkatkan kepercayaan bahwa bencana ini mungkin merupakan bencana yang menghancurkan Atlantis.[16] Terdapat wilayah di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi Atlantis: Bosporus dan Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut Azov diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003.[17] A. G. Galanopoulos menyatakan bahwa skala waktu telah berubah akibat kesalahan penerjemahan, kemungkinan kesalahan penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani; kesalahan yang sama akan mengurangi besar Kerajaan Atlantis Plato menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota dengan ukuran kawah Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.[18]

Beberapa hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 1672–1702), atau di Laut Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia sebagai lokasi.[19] Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah. Berbagai kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam di selat Gibraltar juga telah diusulkan.[20]

Antarktika, Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda,[21] dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai lokasi Atlantis. Kisah benua "Kumari Kandam" yang hilang di India telah menginspirasi beberapa orang untuk menggambarkannya secara paralel dengan Atlantis. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The Antediluvian World, terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.Lokasi yang diduga sebagai lokasi Atlantis adalah:

* Al-Andalus
* Kreta dan Santorini
* Turki
* Di dekat Siprus
* Timur Tengah
* Malta
* Sardinia
* Troya
* Antarktika
* Australia
* Kepulauan Azores
* Tepi Bahama dan Karibia
* Bolivia
* Laut Hitam
* Inggris
* Irlandia
* Kepulauan Canary dan Tanjung Verde
* Denmark
* Finlandia
* Indonesia
* Isla de la Juventud dekat Kuba
* Meksiko
* Laut Utara
* Estremadura, Portugal
* Swedia

Saintis masih kaji tempat tinggalan arkeologi ‘bandar sains’ berdasarkan kepada cerita Plato


GAMBARAN ibu kota Atlantis yang dibina di tengah pulau seperti
diceritakan Plato.

SELEPAS terdiam sejenak, Plato memulakan ceritanya. Antara cebisan kisah seperti diceritakan ahli falsafah Greek sekitar abad ke-350 itu berbunyi lebih kurang begini:

Terdapat sebuah pulau besar yang hebat di Lautan Atlantik, ribuan tahun sebelum zaman kelahirannya dan pulau itu dinamakan Pulau Atlas atau ‘Atlantis’.

Pulau itu sungguh hebat dan sudah mencapai kemuncak sains dan teknologi (walaupun ketika itu sudah ribuan tahun berlalu daripada sekarang)!

Aspek sains dan teknologi terlalu maju sehingga dikatakan terdapat kapal udara bagi mengangkut tentera, terbang tanpa menggunakan minyak. Saintisnya berjaya mencipta aloi misteri yang bercahaya dan amat keras.

Kemajuan sains juga sehingga penyelidik Atlantis pandai melakukan kacukan haiwan dan tumbuhan selain mempunyai alat komunikasi seperti sidang televideo yang jauh lebih hebat daripada teknologi yang dicipta abad ini.

Setiap ilmu dan ciptaan teknologi yang dimiliki saintis negara itu akan dikongsi bersama seluruh warga Atlantis untuk membolehkan kemajuan dipertingkatkan.

Atlantis (kononnya) kurniaan tuhan kepada dewa laut, Neptune yang memiliki lima pasang anak kembar dan setiap seorang diberikan kawasan tertentu untuk ditadbir.

Keluasannya 600 darab 400 kilometer persegi dan memiliki ladang luas (seluas Oklohama, Amerika syarikat) sehingga mampu menampung makanan 15 juta hingga 30 juta penduduk. Tenteranya saja seramai 1.6 juta orang.

Negara itu disinari matahari terik sepanjang tahun. Selain tanaman seperti pisang, nanas dan kelapa sebagai tanaman utama, rantau Atlantis dipenuhi bijih timah dan emas.

Bandar rayanya indah sekali, terusan besar dibina menghubungkan bandar dengan

lautan bagi memudahkan kapal belayar terus ke bulatan air; jambatan merintangi bulatan pula dikelilingi taman indah, pokok subur dan puluhan air pancuran berkilauan.

Ibu kotanya dibina di tengah pulau dengan bangunan mewah disusun harmoni menghasilkan seni landskap memukau. Bangunan disusun berselang seli dengan batu bata hitam, putih dan merah. Bangunan mewah dihias pancuran air panas dan sejuk selain dewan makan dan dinding konkrit dibuat daripada batu bata berharga.

Dalam Atlantis ada istana, tempat ibadat, pelabuhan, sistem perairan canggih, universiti, makmal dan bangunan akademik yang menjadi pusat kajian sains dan kemanusiaan.

Begitu lama Atlantis hidup gah dengan kemewahan dan kemajuan pembangunan serta tamadun sehingga menyebabkan penduduknya mula takbur dan melakukan dosa.

Akhirnya, lantaran dosa dan sikap penduduknya, kemajuan teknologi dan kehebatan Atlantis yang dicapai sebegitu lama akhirnya musnah dalam tempoh semalaman.

Atlantis akhirnya tenggelam ke dasar laut akibat hukuman yang dinatijahkan menerusi letupan gunung sucinya iaitu Atlas.

Demikianlah antara cedukan maklumat hasil keterangan Plato mengenai tamadun Atlantis yang kini terus menjadi misteri di kalangan pengkaji profesional sehinggalah kepada rakyat biasa di seluruh dunia.

Pengkaji terus mencari di manakah sebenarnya lokasi Atlantis pada bulatan Bumi sebelum ia tenggelam. Pelbagai maklumat geografi hasil kisah Plato seperti dicatat dalam ‘Timaeus and Critias’ terus dikaji dan dirujuk silang dengan topografi ketika ini.

Harapan untuk menjumpai kesan tamadun Atlantis tidak pernah padam kerana sesiapa yang berjaya menemui arkeologi tinggalan benua itu digambarkan akan menjadi individu atau pihak ‘paling berkuasa’ di muka Bumi!

Ini disebabkan Atlantis digambarkan memiliki teknologi canggih termasuk keupayaan ketenteraan yang melebihi kemampuan teknologi dicapai manusia abad ini. Ia memang menakjubkan tambahan pula jika dilihat kecanggihan itu dicapai lebih 11,000 tahun lalu!

Keterangan Plato menyebabkan ramai berfikir dua kali kerana sebelum ini, mereka menyangka sains dan teknologi baru saja berkembang sekitar 1,000 tahun lalu. Mana mungkin 11,000 tahun lalu sudah ada dunia futuristik yang lebih hebat daripada sekarang?

Tetapi jika benar dunia Atlantis yang amat maju itu wujud, maka penemuan tinggalan arkeologi tamadun itu bakal menyingkap pelbagai rahsia sains dan teknologi yang masih belum dicapai manusia ketika ini seterusnya mampu memberi kuasa pengetahuan yang hebat kepada sesiapa yang menemuinya!

Justeru, pengkaji berlainan bangsa daripada seluruh dunia terus-menerus meneliti rekod dialog Plato mengenai tamadun yang dikatakan lebih awal daripada tamadun Mesir, Babylon Mesopotamia, Inca dan Greek itu selain meneliti keadaan geografi Bumi kini.

Antara meraka adalah Pakar Kejuruteraan Nuklear Brazil, Arysio Nunes dos Santos, yang mendapati latar tempat cerita Plato menyamai kawasan Nusantara khususnya Indonesia.

Pelbagai hasil kajian yang ditemuinya menolak teori lain yang mengatakan Atlantis terletak di kawasan Mediterranean, Andalusia, Antartika, Caribbean dan pelbagai tempat lagi.

Antara hujah lelaki itu, gunung berapi yang menenggelamkan Atlantis dirujuk sebagai satu kawasan yang paling kerap mengalami gempa bumi dan memiliki banyak gunung berapi aktif iaitu di Nusantara.
Mengenai suhu pula, Plato menegaskan bahawa penduduk Atlantis hidup dalam iklim tropika dengan pisang sebagai salah satu tanaman. Penduduk Atlantis dikatakan menanam tanaman dua kali setahun dan ia dikaitkan tanaman padi, gandum atau barli yang banyak ditemui di kawasan Timur Jauh.

Mengenai jumlah penduduk pula, Santos menegaskan Plato merujuk kepada sejumlah besar penduduk yang secara langsung menafikan dakwaan Atlantik di Eropah, Asia Utara dan Utara Amerika sebagai Atlantis kerana kawasan berkenaan ketika itu masih berais.

Kenyataan Plato bahawa Atlantis menghasilkan banyak bijih timah dan emas juga selaras dengan galian yang banyak terdapat di Asia Tenggara iaitu bijih timah dan emas sehingga pernah digelar ‘Semenanjung Emas’, ‘Gunung Emas’ dan ‘Bukit Besi Putih’.

Atlantis juga dikatakan disinari panas sepanjang tahun yang dikaitkan sebagai iklim tropika di kawasan berhampiran garisan Khatulistiwa.

Selain itu, terdapat umat Islam yang mengaitkan tenggelamnya Atlantis disebabkan peristiwa banjir besar Nabi Nuh AS.

Sejak wujudnya cerita Plato itu, misteri Atlantis terus menerus dikaji dan difantasi. Teori yang pelik turut kedengaran seperti kota Atlantis kini masih wujud di dasar laut dengan penduduknya menjadi ikan duyung.

Golongan skeptikal menamatkan misteri itu dengan babak yang mungkin seperti berikut - selepas selesai menceritakan mengenai kota Atlantis itu, Plato menghembuskan nafasnya dengan dada yang lapang. Dia berpuas hati dengan cerita hebatnya mengenai Atlantis.

Kepuasan Plato menghasilkan karya termasyhur itu mungkin sama saja seperti dirasai Steven Spielberg selepas sutradara Amerika Syarikat itu selesai mengarahkan filem fiksyen terhebatnya iaitu ‘ET’.

“Kalau begini, mungkin selepas ini kita boleh kaji dan cari lokasi ‘Middle Earth’ seperti di dalam filem ‘Lord of The Rings’ pula!” kata sinis seorang daripada kumpulan skeptikal itu.
Read More,...

Wednesday, March 2, 2011

Ahmad Dhani: Alleged beatings of journalists Global TV


AKARTA - This afternoon the father of Al, El, and Dul, upon the invitation of the board of the press on the alleged beatings of journalists Global TV. After clarification of the chronological events memberika thinks.

Maia Estianty widower who is rumored to have married siri with Mulan Jameelah else in cercar about the news of truth if God's creatures Sexiest singer has given birth to a baby girl.

With a flat tone, the boss of the Republic Cinta Management (RCM) said even then only if the reporter for raising news about the case with Global TV.

"What the hell? Already .. which had aired only once, "joked as he left office Dhani Press Council, on Wednesday (02/03/2011).

The news about the widows of two children has given birth to a son whom they named Syafiya coming from @ ezkysuyanto are posted from Twitter Blackberry at 9:39 AM, Sunday, February 27, 2011.

When confirmed by Okezone via cell phone, a member of the Indonesian Broadcasting Commission (KPI), said in a meeting.

"Later, contact me again yes Ma'am. I was in a meeting at the Parliament, "he concluded
source : http://arsipberita.com/show/ditanya-soal-mulan-dhani-berkelit-172454.html
Read More,...